Saturday, March 27, 2010

Nikah Muda dan Bahagia..


Begitu saja aku dengari suatu ayat-ayat Al Quran yang membuatkan aku tersentak!



Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di kalangan kamu dan juga orang-orang yang layak menikah dikalangan hamba sahaya kamu laki-laki dan perempuan, jika mereka miskin Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan kurniaannya.Dan Allah maha Luas (Pemberiannya),lagi  Maha Mengetahui (QS Annur :32)

Merupakan suatu perintah Allah agar segera menikahkan orang-orang yang masih bujang di kalangan kita.Bahkan seandainya kita termasuk golongan yang tidak mampu, jangan bimbang Allah swt sendiri akan memampukan kita.

Andai kita belum yakin dengan ayat Allah SWT perkataan apa lagi di dunia ini yang dapat menjadikan kita yakin terhadap sesuatu? Bah kan Rasullulah juga bersabda yang bermaksud:

Carilah oleh kalian rezeki dalam pernikahan (dalam kehidupan berkeluarga) “
(Hadith riwayat Imam Ad Dhalani) dalam Musnad Al Firdaus

Dari Abu Hurairah r.a Rasulullah bersabda, “ 3 golongan yang akan selalu di beri pertolongan oleh Allah ialah seorang mujahid yang selalu memperjuangkan agama Allah swt ,seorang penulis yang selalu memberi penawar dan seorang yang menikah demi menjaga kehormatan dirinya (Hadith riwayat Thabrani) dikeluarkan oleh Ibnu Abi Hatim, dari Ad Dur Al Mantsur.

Abu Bakar As Siddiq pernah berkata “ Taatlah kamu kepada Allah dalam apa yang diperintahkan kepadamu iaitu perkahwinan,maka Allah akan melestarikan janjiNYA kepadamu iaitu kekayaan".

Allah telah berfirman  “Jika mereka miskin Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan kurniaannya” (QS Annur:32)

Apa lagi alasan mereka yang telah diberi kesihatan tubuh badan ,keinginan yang kuat untuk bersama pasangan dan mempercayai Allah sebagai tuhan(ialah) untuk mengatakan diri ini belum memilih nikah sebagai jalan? Andai membujang itu suatu pilihan yang diberikan kepada mereka yang beriman.Maka ia adalah sesuatu yang dikategorikan sebagai kehinaan.

Rasullah bersabda lagi,Hadith Saad bin Abi Waqas berkata :
Rasullulah saw melarang  Uthman bin Mazun dari membujang,seandainya baginda merestuinya,pasti kami akan membujang" (Sahih Muslim)

Sabda baginda lagi: dari Anas ra, Rasullulah Al Ma’shum bersabda,
Barangsiapa mempunyai anak perempuan yang telah mencapai umur 12tahun,lalu ia tidak segerakan mengahwinkannya kemudian anak perempuan tersebut melakukan dosanya di tanggung oleh ayahnya". (Hadith riwayat Baihaqi)

Ibnu Ma’ud pernah mengatakan, "Seandai tinggal sepuluh hari sahaja dari usiaku ,niscaya aku tetap ingin kahwin agar aku tidak menghadap Allah dalam keadaan masih bujang"

Sahabat-sahabat sekalian,seandainya mahu merenung akan hadith-hadith ini,maka apa lagi yang dinanti,berusahalah sedaya upaya kita untuk menikah.Kerana hadith yang menyuruh bernikah berbunyi:

Abdullah bin Mas’ud ra: diriwayatkan dari Al Qamah ra katanya:
"Aku berjalan-jalan di Mina bersama Abdullah ra yang kemudian menghampiri Abdullah ra. Setelah berbincang beberapa ketika,Othman ra bertanya,wahai abu abdul rahman;mahukah aku jodhohkan kamu dengan seorang perempuan muda? Mudah mudahan perempuan itu akan dapat mengigatkan kembali masa lampau mu yang indah

Mendengar tawaran itu Abdullah ra menjawab;

"Apa yang  kamu ucapkan itu adalah sejajar dengan apa yang pernah di sabdakan oleh rasullulah saw kepada kami ""Wahai golongan pemuda! Sesiapa di antara kamu yang telah mempunyai keupayaan iaitu zahir dan batin untuk berkahwin, maka hendaklah dia berkahwin,sesungguhnya perkahwinan itu dapat menjaga pandangan mata dan menjaga kehormatan.maka sesiapa yang tidak berkemampuan,hendaklah dia berpuasa kerana puas itu dapat mengawal iaitu benteng nafsu" (Hadith riwayat Muslim)


Seandainya kita telah berusaha sedaya upaya,serahkanlah semuanya pada Allah.Dialah yang memberi rezeki.Bukanlah orang itu termasuk dalam golongan tidak mampu,seandainya dia terus membiarkan dirinya saja,tidak berbuat apa-apa lalu apabila ditanyakan kepadanya lalu dia menjawab TIDAK MAMPU.Akan tetapi seorang yang tidak mampu adalah mereka yang telah berusaha sekuat hati ,namun hasilnya tetap di tahan oleh Allah SWT sebagai ujian untuk dirinya.


Seorang saudara mengadukan dirinya yang masih kurang iman kepada sahabatnya, "Saya rasa masih tidak kuat lagi untuk menikah” .

Jawab sahabatnya, "Justeru kerana kamu masih belum kuat imanlah kamu harus menyegerakan nikah, kan nikah itu menyempurnakan separuh dari agama ?"

Lantas di sebabkan iman kita yang kurang inilah kita harus segera bernikah.Bagaimana kalian sahabat-sahabat ku? Luruskan niatmu , jangan bernikah kerana keSERONOKan di dalamnya,jangan pula kerana orang mengatakannya BAIK atau apa sebab lain pun selain dari

Aku nikah kerana ALLAH dan RASUL SURUH !


Dan carilah pernikahan yang barakah.Zainab bin Jashyi dan Zaid bin Harithah yang cukup kuat iman mereka pun bercerai akhirnya.Zaid anak angkat Nabi,kekasih nabi,panglima perang ,manakala Zainab,ummul mukminin, satu figura yang tidak mungkin ada kelemahan dari imannya, mungkihkah lagi keimanan mereka diragukan.Lantas sahabat semua serahkan segalanya pada Allah SWT.


Bahagia bukan terletak pada kesenangan hidup,banyaknya harta,indahnya pasangan dan sebagainya.Bahagia itu terletak pada, firman Allah



“ Dan diantara tanda-tanda(kebesaran)Nya ilah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri,agar kamu cenderung dan berasa temteram kepadanya

Friday, March 19, 2010

Ar-Rahman..Untukmu Mujahid & Mujahidah


Akad itu terucap sudah.

“Mujahidku kini aku istrimu”, ucapku haru dalam hati..

Kini tiba saatnya engkau memberikan mahar untukku..

Mahar yang telah kita sepakati.

“Ar Rahmaan”

Dihadapan semua yang hadir menyaksikan akad indah ini, kau mulai membacakannya untukku.

Satu surat yang selama kurang lebih satu bulan ini kau hafal.

Dadaku bergetar, seolah merasakan perasaan grogi yang sejak tadi pagi kau rasakan.

Dingin, khawatir perasaan grogi ini membuatmu lupa atau salah membacakannya..

Semua kini memandangimu suamiku.. namun kau tetap duduk tenang dengan kepala tertunduk.

Tapi ups… kau melihatku kini, walau hanya sesaat namun aku merasa kau sedang meminta do’a dan dukunganku.

Bismillah.. “insya Allah bisa suamiku” kataku dalam hati diiringi anggukan untuk meyakinkanmu.

Subhanallah… satu per satu ayat kau lantunkan.. dengan getaran yang sungguh terasa..

Mataku berkaca-kaca menyimaknya, seolah semuanya seperti air yang menyejukkan dahagaku..

Membawaku hanyut dalam haru yang dalam.

Aku tak pedulikan semua yang ada disini.. yang kutau hanya ada engkau, aku, Ar Rahmaan dan Allah..

Jilbab putihku kini basah, ayat-ayat syahdu itu yang menumpahkan air mata bahagia ini.

Terimakasih mujahidku, pelengkap setengah diinku.. atas hari terindah ini..

aku bahagia

:)

Kriiiiiinnnngggg…. 02.30

bunyi alarm itu mebangunkanku..

hhh…

Ternyata baru mimpi..

:(

Indah sekali, sungguh belum ingin terbangun.

Tapi aku juga tak ingin melanjutkan bermimpi dan menangguhkan sujud malamku..

Sungguh, aku akan mendo’akanmu malam ini calon suamiku..

:)

Dan mimpi itu berulang hingga malam-malam berikutnya..

Jum’at malam menjelang pulang dari hospital, aku menemukan tulisan seorang Bunda yang membuatku tersenyum-senyum sendiri membacanya.. berikut tulisan beliau :

Menurut survey yang dilakukan oleh akhwat fillah bahwa setiap pernikahan para aktivis dakwah ternyata kebanyakan calon isterinya memilih surat ar rahman sebagai mahar pernikahan,apa istimewanya surah ar rahman,kenapa bukan surat-surat yang lain yang masih banyak seperti surat an nur umpanya atau surat lain yang lebih erat kaitannya dengan moment pernikahan,nah dari beberapa survey yang dilakukan ada beberapa alasan dari para isteri aktivis dakwah yang memilih surah ar rahman :

1. Ada yang mengatakan kerana surah ar rahman penuh dengan pertanyaan Allah nikmat manakah lagi yang akan kita dustakan, kerana pernikahan adalah menyempurnakan separuh din dan mungkin masih banyak akhwat yang lebih tua dari kita belum dikaruniakan Allah pendamping maka kita sangat bersyukur akan sebuah pernikahan maka mahar surat ar rahman rasanya sebagai pengingat untuk kita supaya selalu mensyukuri nikmat Allah yang begitu banyak.

2.ada yang mengatakan kerana ingin meringankan calon suami,karena kata Rasulullah bahwa sebaik-baik mahar itu yang memudahkan (bagaimana kalau ikhwan tak hafal??) ...

3.alasan ketiga ada yang simple tapi lucu…terinspirasi dari novelnya ayat-ayat cinta

4.ada yang memang sangat menyukai surah ar rahman yang bercerita tentang bidadari yang di pingit,bahkan ada akhwat yang mengatakan dia tidak mau di hargai dengan apapun,baik cincin,wang atau harta benda apapun sebagai mahar tapi dia akan sangat bahagia kalau dirinya dibeli dengan surah ar rahman,subhanallah…

5.surat ar rahman ayatnya pendek-pendek dan juga diselingi dengan pertanyaan Allah akan nikmat-nikmatnya yang mana lagi yang kita ingkari,dan pengulangan kata-kata itu tidak terdapat pada surah yang lain,terdapat sekitar 31x pengulangan kata fa biayyi ‘alaa irobbikumaa tukazziban(maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?)

6.alasan lain yang di terima akhwatfillah adalah akhwat memilih surah ar rahman sebagai mahar untuk memotivasi hafalan qur’an sang suami,kerana ada bebrapa akhwat yang kadang membuat target berapa juz minimal hafalan calon pendampingnya,maka salah satu permintaannya mahar hafalan surah ar rahman.

7.alasan akhwat yang lain karena dalam surah ar rahman Allah memberikan deskripsi tentang syurga dan kenikmatannya,berupa buah-buahan,warna surga yang hijau juga bidadari yang sangat cantik disurga,yang katanya memotivasi para calon suami dan istri untuk senantiasa menjalankan roda rumahtangga dengan orientasi akhirat,yang akhwat terinspirasi menjadi istri terbaik yang menyaingi bidadari surga,yang ikhwannya terinspirasi berjihad tiada henti sampai syahid menjemput dan mendapatkan bidadari surga

Terlepas dari semua alasan di atas,saya jadi punya idea,bagaimana kalau akhwat minta mahar surat al haqqoh…kan ayatnya juga pendek-pendek,dan juga banyak menggambarkan kondisi akhirat tapi dari sisi kengeriannya alias neraka…jawabannya mungkin situasi kurang tepat karena para undangan akan menangis tersedu-sedu,maka kelembutan Allah yang menegur hamba-hambanya dalam surat ar rahman mungkin bisa jadi merupakan inspirasi calon isteri minta mahar hafalan surah ar rahman…so…untuk para ikhwan,sudahkah anda hafal surah ar rahman?? Kalau belum mungkin baiknya undur dulu proposal anda kerana survei membuktikan akhwat kebanyakan meminta hafalan surah ar rahman sebagai mahar pernikahan mereka,dan hafalannya di bayar tunai di depan para undangan pernikahan…..sudah sedia?

Monday, March 15, 2010

Disisi Mujahid Ada Mujahidah..



Assalamualaikum w.b.t...


Terkadang hati ini tertanya-tanya....kenapa masih perlu menunggu sedangkan aku tahu, aku telahpun menemui mujahidku… diri ini terlalu yakin, dialah jawapan doa hari2 ku… “Ya Allah, kurniakanlah kepada ku hamba Mu yg soleh sebagai suami, agar dia dapat membimbingku menuju syurgaMu…” Resah gelisah hati menunggu…mengira setiap detik dan waktu… impian itu menjadi kenyataan… bersama-sama si mujahid… menemaninya dalam perjuangannya… eh?? perjuangan??

Ya Allah…aku lupa lg… seorang mujahid, tujuannya satu… berjuang malah berkorban utk menegakkan Deen-ul-haqq… walau telah bergelar suami, perjuangan tetap berjalan.. pengorbanan tetap diteruskan!! Malah itu juga seharusnya menjadi perjuangan aku juga bukan?.. 
“Allah tidak menjadikan bagi seseorang dua hati dalam rongganya….” [33:4]
Hati si mujahid telahpun sarat dgn cinta kepada Rabbnya.. yg menjadi pendorong kepada perjuangannya.. (begitulah harapnya) .. mana mungkin pada masa yg sama, si mujahid menyintai ku (setelah bergelar isteri) dengan sepenuh hatinya? Walaupun setelah ku curahkan selautan sayang.. ku legakn penat lelah perjuangannya dengan gurauan manja.. ku cukupkan makan pakainya….si mujahid masih tidak boleh leka dr perjuangannya!! 


Ya Allah, aku kah yang akan menjadi fitnah yang melekakannya dari perjuangannya yg dulu cukup ikhlas hanya untuk Rabbnya???.....
 “Katakanlah, “ Jika bapa-bapamu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, ISTERI-ISTERImu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khuwatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan RasulNya serta berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusanNya” dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik”…..[9:24] 
Oh tidak!! Aku tidak mahu menjadi penyebab si mujahid leka akan tanggungjawabnya yang lebih besar…tanggungjawabnya utk Ad-Deen ini…. Tapi sanggupkah??...sanggupkah diri ini hanya memperoleh secebis hati si mujahid yg telah sarat dgn cintanya kepada yg lebih berhak?? Sanggupkah diri ini sering ditinggalkn tatkala si mujahid perlu ke medan juang?? Malah sanggupkah diri ini melepaskn si mujahid pergi sedangkn hati ini tahu si mujahid yg teramat di cintai mungkin akan keguguran di medan juang??..sanggupkah??? 


Ya Allah... Layakkah diri ini menginginkan suami semulia Rasulullah s.a.w?? sedangkn diri ini tidak sehebat Khadijah mahupun Aisyah... Lihat sahaja isteri-isteri Nabi... Ummul-muslimin...Ummi-ummi kita...lihat saja perjuangan dan pengorbanan mereka... lihat sahaja ketabahan hati mereka... sehinggakn setelah diberi pilihan antara cinta duniawi dan cinta mereka terhadap Allah dan Rasul... 
Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu “Jika kamu menginginkan kehidupan di dunia dan perhiasannya, maka kemarilah agar kuberikan kepadamu mut’ah dan ku ceraikan kamu dengan cara yang baik“ [33:28] 
Allah dan Rasul tetap menjadi pilihan! Mampukah aku menjadi seperti mereka?? Mampukah aku membuat pilihan yang sama kelak, setelah mabuk di lautan cinta kehidupan berumah tangga?? Mampukah aku mengingatkn si mujahid tatkala dia terlupa dan terleka dari cintanya dan tugasnya demi Rabbnya?? Atau aku juga akan turut hanyut malah lebih melemaskn lagi si mujahid dengan cinta duniawi?? Ah sudah wahai hati, hentikan saja angan-anganmu, hentikan saja kiraan waktumu.... Masanya belum tiba utuk kau memiliki si mujahid, kerana kau sendiri belum lagi menjadi seorang mujahidah yang sebenar!! 




Hati, janganlah kau sibuk mengejar cinta mujahid, tetapi kejarlah cinta Penciptanya...Hati, janganlah kau lekakan aku dengan angan-anganmu...sedangkan masih terlalu banyak ilmu yg perlu ku raih.... Hati, sedarkah engkau ujian itu sunnah perjuangan??...tapi kau masih terlau rapuh utk menghadapinya...kau perlu tabah!! dan aku tahu, kau tak mampu utk menjadi sebegitu tabah hanya dalam sehari dua... Duhai hati... bersabarlah... perjalanan kita masih jauh.... bersabarlah... teruskan doamu... hari itu akan tiba jua.... pabila engkau telah bersedia menghadapinya kelak.... bersabarlah.....

Monday, March 08, 2010

Coretan Hati

Bismillahirrahmanirrahim..

"Maka apakah kamu mengira bahawa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja) dan bahawa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya..."
[Surah Al-Mu'minun: 115-116]


Assalamualaikum w.b.t..

Sedang enak disajikan dengan lagu nasyid keredhaanMu-inteam. Fikiran terasa tenang biarpun hatiku sedikit terganggu sebenarnya. Waktu-waktu begini paling mujarab untuk merenungi khilaf diri. Dan di sini, izinkan aku mencoretkan catatan hatiku.

Demi Allah,
Aku bukan manusia kalis dosa.

Ada masanya, aku juga melihat drama korea, jepun.
Ada masanya, aku juga mendengar lagu-lagu soul, rnb, country.
Ada masanya, aku juga banyak membuang masa. Melakukan hal-hal lagha.
Ada masanya, aku juga memakai tudung biasa.
Ada masanya, aku juga ingin berhias seperti wanita lain.
Ada masanya, aku juga terlewat menunaikan solat fardhu.
Ada masanya, aku juga tertinggal bacaan al-matsurat.
Ada masanya, aku juga merugikan masa luangku.
Ada masanya, aku juga merugikan masa sihatku.
Ada masanya, aku juga mensia-siakan saat berhartaku.

Ya Allah.. khilafnya aku..

Aku melihat, senyummu sangat manis tika aku dalam labuh tudungku.
Dan tiba suatu masa, aku melihat jeling matamu dalam tudung biasaku.
Tindakanmu buat aku terfikir, benarkah labuh tudungku adalah harga bagi senyummu?

Dan kerana dunia ini banyak bahagiannya. Dan manusia-manusia juga ragamnya berbeza-beza.



Adakalanya aku dihormati. Adakalanya aku dikeji. Adakalanya aku diketawakan. Kerana labuh tudungku. Kerana usahaku untuk menjaga akhlakku.
Aku sedar.. penghijrahanku hanya setahun jagung cuma.

Aku memang tidak punya banyak ilmu ketuhanan, fiqh, usuluddin. Tetapi aku sedia mendengar jika kau sudi berkongsi ilmumu, dalam kerendahan budi pekertimu. Aku sedar. Ilmumu banyak. Nasabmu hebat. Tetapi aku memandangmu bukan kerana semua itu. Aku menerimamu kerana dirimu sendiri. Sebab itu, aku tidak menghiraukan nasihat teman-temanku bahawa kau lidah bercabang, talam 2 muka dan sebagainya. Aku tidak mahu bersangka buruk bagimu. Sayang sekali jika aku melepaskan ukhuwah denganmu hanya kerana khabar angin yang aku tidak tahu kebenarannya.

Serius. Aku rasa terluka mendengar bicaranya. Tak kusangka, dalam waro' perwatakannya, dia rupanya memandang rendah padaku selama ini.

Dan kata-katanya itu buat aku termenung panjang. Membisu seharian. Inilah sebabnya mengapa aku lebih suka menulis berbanding berbicara. Jika menulis/menaip. Ayat yang salah boleh aku padam. Tetapi jika tersalah bicara, terguris rasa hati seseorang? Mana mungkin dapatku hilangkan parut lukanya. Ucapan maaf tak mungkin cukup..

Disebabkan sikapku yang kadangkala suka berdiam diri, berseorangan, kadangkala menyebabkan salah faham dalam kalangan sahabat2 rapat. Mereka ingat aku marah, merajuk dan sebagainya. Walhal, sebenarnya aku sedang bermuhasabah diri.

Lazimnya, bila aku keseorangan, aku akan lebih mengingati Allah. Aku dapat mengawal nafsuku dari berkata-kata yang sia-sia dan berbuat yang sia-sia. Tetapi, aku tak nafikan, kawan itu penting. Saat dengan teman-teman manis. 

Tetapi, saat bersendiri juga indah. Aku menghargai masaku dengan teman-teman. Tetapi adakalanya, aku memilih untuk bersendiri bila menyedari aku cenderung untuk menyakiti orang-orang sekelilingku dengan kata-kataku, perbuatanku, dan tindakanku.

Aku sedih apabila orang meyakitiku. Aku sedih apabila orang berkata kasar dan meninggikan suara padaku. Aku sedih apabila orang menyakitiku dengan tindakan kasarnya. Oleh itu, aku tidak mahu menjadi seperti itu. Lebih baik aku diam. Diam dan menyendiri. 

Diam lebih baik dari berkata tetapi menyakiti orang lain. Diam lebih baik dari berkata tetapi tidak memberi faedah. Diam itu lebih baik jika berkata tetapi tidak ikhlas. Bagiku, tidak payah berbuat apa-apa pun jika tidak ikhlas. Ia hanya merugikan diri sendiri.

Oleh kerana aku mempunyai 'alam' yang berbeza2, maka sikapku juga fleksibel. Ada masanya aku dengan sahabiah tudung labuhku. Ada masanya aku dengan sahabiah sahabat mayaku. Ada masanya aku dengan keluargaku. Ada masanya aku dengan teman2 rapatku yang 'huru-hara' :). Sikap mereka dan suasana yang berbeza memaksa aku untuk mengadaptasikan diri dengan sewajarnya.

Jujur, ada masanya aku juga menonton crows zero, merantau warriors dengan abangku. Kerana itu sahaja caranya aku merapatkan diri dengannya. Kerana sayangku padanya, aku sudi mengadaptasi diriku dengan suasana yang sepatutnya., selagi tidak melanggar syara'.

Aku tahu, jika aku menghormati mereka, Mereka akan menghormatiku semula. Jika aku memuliakan mereka, mereka akan memuliakanku semula. Jika aku menerima mereka seadanya, maka mereka akan menerimaku seadanya pula..

Aku berpegang sabda Rasulullah SAW; jika seorang ibu mempunyai 3 orang anak perempuan dan ketiga-tiganya solehah, maka syurga bagi ibu tersebut. 

Syukur Ya Allah. Ibu, dan semua sudi menerima kami seadanya. Syurgalah balasan bagi ibuku. Semoga Allah memberi kesabaran kepada kami semua sehingga akhirnya.

Lain.. lain suasananya jika ada di universiti dan pergi ke majlis ilmu. Dan lain pula jika bercampur gaul dengan masyarakat yang tidak menjadikan cara Rasulullah SAW sebagai contoh. Tetapi aku sedar. Mana mungkin dapat ku cari masyarakat yang sebenar-benar Islam seperti zaman Rasulullah SAW dalam dunia akhir zaman ini. Oleh itu aku menerima seadanya semua ini tanpa merungut. Sudah tertulis, memang inilah sifat-sifatnya manusia akhir zaman.

Dan Rasulullah SAW juga ada bersabda; 
"Umatku akan berpecah belah kepada 7 golongan. Dan hanya 1 golongan sahaja yang akan terselamat."

Sematkanlah peringatan Rasulullah SAW ini dalam fikiran. Semoga kita termasuk dalam golongan yang terselamat itu.

Bolehkah kita mengukur seseorang dari segi pakaiannya?
Manusia, bukan tarafmu untuk menghakimi dan mengadili.
Aku hamba, kau juga hamba, dia juga hamba. Kelebihanmu pemberian Allah. Kekurangannya juga adalah pemberian Allah.

Hiduplah di dunia Allah ini dengan serendah-rendah hati. Kedudukan kita di akhirnya belum pasti mana campaknya. Kau belum tentu masuk syurga. Aku juga belum tentu masuk neraka. Hanya Allah yang Maha Mengetahui.
Kau mungkin hanya nampak dosanya. Tetapi Tuhan nampak semua pahalanya. 

Janganlah merasakan dirimu cukup tinggi, janganlah merasakan dirimu cukup bijak, janganlah merasakan dirimu cukup kuat. Ingatlah, tinggi itu, bijak itu dan kuat itu semuanya datang daripada Allah SWT.

Ingatlah wahai manusia. Buatlah apa yang kamu suka di atas dunia ini. Tetapi ingat, kelak, semua tindakanmu akan dipersoalkan Allah.
Ingatlah, setinggi mana tempat kau berada hari ini, akankah sama tingginya dengan darjatmu di sisi Allah?

Berfikir sebelum melakukan sesuatu. Dan lakukan ikhlas kerana Allah. Jangan berputus asa dalam mencari cinta Allah. Berjuanglah dengan caramu sendiri. Dan haruslah terus bersabar dengan ujian yang menguji.

Ingatlah, sesungguhnya dunia ini hanyalah sementara..
Dan kepada Allah jualah tempat kita semua kembali...

Firman Allah:
"Apakah kamu mengira bahawa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cubaan) sebagaimana halnya orang-orang yang terdahulu sebelum kamu?"
(Al-Baqarah:214)

*syukran pada syauqahwardah.. J

Thursday, March 04, 2010

Usah Mencari Kaca, Andai Dijanjikan Permata


MATLAMAT salah cuba menghalalkan cara.
Melalui hidup sebagai remaja, hidup di universiti yang berjauhan dari ibu bapa, di perantauan, sedikit sebanyak tempiasnya akan terkena juga. Terlalu banyak dugaan dalam cinta siswa siswi dan tidak semudah kata-kata untuk memelihara diri. Kehidupan di kampus yang jauh dari pengawasan keluarga menyebabkan diri mudah terpedaya dengan ajakan nafsu.
Bagi mereka yang sudah terjebak, bukan mudah untuk membuat keputusan yang rasional di saat emosi dan perasaan sedang berkecamuk. Kalau ambil keputusan untuk berpisah, adakah masih ada lelaki lain yang seperti dia? Kalau diteruskan hubungan ini, sanggupkah aku menanggung dosanya?

Tiada siapa yang akan menolong aku kalau bukan aku. Kekuatan itu mesti bangkit dari dalaman diri sendiri. Jika niat itu sudah nekad, Allah Taala akan permudahkan jalan itu.
Inilah dunia sekarang yang penuh dengan kekeliruan dan jauh dari penghayatan Islam sebenar. Masing-masing menggunakan ugama sebagai pasport untuk membuat kebaikan dari kaca mata mereka sendiri bukannya apa yang telah digariskan oleh Allah Taala dan Rasul.
Walaupun pada awalnya kita berniat hendak melakukan sesuatu yang baik, tapi mudah sungguh syaitan dan nafsu memesongkan niat suci itu dalam pelbagai cara yang cukup kreatif.
Cinta siswa siswi senonimnya cinta anta anti.
Rasanya ramai remaja merasakan perlu kepada teman lelaki atau perempuan yang berlainan jantina merupakan satu ‘keperluan’ untuk rasa sempurna. Tempiasnya terkena juga kepada golongan remaja khususnya siswa dan siswi yang nampak komited pada kerja-kerja dakwah.
Sememangnya manusia lebih terdedah kepada kebaikan yang adakalanya mengaburi mata mereka, walhal perkara itulah sebenarnya yang mengundang malapetaka buat diri mereka sendiri. Begitu payahnya kita mahu membezakan perkara yang baik dan yang benar-benar baik. Apabila kita sudah terhantuk barulah kita baru terngandah itulah sebenarnya kesilapan.
Mereka tahu mereka hidup dalam dosa dan kesalahan, cuma yang saya tidak faham bagaimana mereka boleh rasa sayang untuk lepaskan pasangan semata-mata mereka rasa dalam perhubungan mereka masih ada kebaikan, bersandarkan kepada sms tazkirah, suruh bangun tahajjud. Bagaimana mereka memandang dan menilai kebaikan?

MATLAMAT HALALKAN CARA

Saya rasa gusar memandangkan beberapa kes yang banyak berlaku di kalangan mereka ingin membawa Islam, tetapi akhlak pergaulan muslimah dan muslimin tidak dijaga.
Hanya berbekalkan perkataan yang berbentuk perbincangan, jihad, tazkirah, dan mengejutkan untuk ber-tahajjud, sinonim dengan perbincangan berbau Islam mereka anggap hubungan mereka ini sudah diredhai walaupun hanya sekadar bertelefon, sms, e-mail dengan luahan perasaan cinta masing-masing.

Tambahan lagi pengaruh nasyid temporari kini yang hangat mengutarakan lagu cinta sesama muslim menjadi penghangat cinta bagi mereka yang menghalalkan cara.

Segala-galanya adalah mainan perasaan yang kerap melihat kebaikkan di dalam dosa itu, dan amat jarang bagi kita untuk bermuhasabah di atas kebaikkan-kebaikan yang kita sangkakan telah dilakukan. Memanglah alam remaja, teramat indah jika ada orang lain yang sentiasa caring ke atas kita, tetapi percayalah ianya hanyalah khayalan sementara kerana selepas hidup bersama barulah kita tahu kelemahan dan keburukan pasangan masing-masing.
Bila anak-anak sudah bertambah dan kesibukan hidup pun juga bertambah, hilanglah segala impian-impian dan angan-angan terdahulu.
Kepada adik-adik remaja, khususnya mereka yang di bangku menara gading, jauhilah maksiat ber-couple atau apa sahaja perlakuan mungkar kerana semuanya itu saling membuktikan kepada Allah Taala bahawa kalian berdua amat berani mendurhakai Allah Taala. Rumahtangga dibina bukan hanya atas cinta, tetapi juga pada saling mempercayai, dan tanggungjawab.
Jika Allah sudah diingkari, siapa lagikah yang boleh dijadikan tempat meletakkan kepercayaan? Dosa semalam akan pasti menjadi kecurigaan hari ini, esok dan selamanya.
Muhasabahlah
HAYATI AJARAN ISLAM
Kita bincang pasal manusia, naluri manusia suka dicintai dan mencintai, hati pula kalau sentiasa senang akan menjadi bosan tapi kalau sentiasa susah hati akan menjadi rawan, nafsu adalah kelemahan manusia. Barang siapa berjaya menundukkan nafsu, martabatnya akan menyaingi malaikat, kalau ditundukkan oleh nafsu akan turun lebih rendah daripada binatang.
Memang susah merubah seorang musuh menjadi kawan, kemudian menjadi sahabat, memadamkan kemarahan hati dan merubah muka marah dengan senyum, memberi maaf kesalahan sehingga udara yang tadinya mendung menjadi terang benderang. Memang susah melakukan itu, dan ini hanyalah pekerjaan orang yang berhati waja, mempunyai kemahuan yang besar dan bercita-cita mulia.
Namun sedar atau tidak, takwa kepada Allah Taala adalah yang perlu ditekankan. Betapa beratnya balasannya andai kita tersilap langkah dan akhirnya terjerumus ke arah maksiat yang pastinya kita semua maklum tentang balasan Tuhan.
وَٱلَّذِينَ جَـٰهَدُواْ فِينَا لَنَہۡدِيَنَّہُمۡ سُبُلَنَا‌ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
Allah Taala berfirman yang bermaksud: Dan orang yang berusaha (berjihad) dengan bersungguh-sungguh kerana memenuhi kehendak agama kami, sesungguhnya kami akan memimpin mereka ke jalan kami, dan sesungguhnya (pertolongan dan bantuan) Allah adalah berserta orang-orang yang berusaha memperbaiki amalannya al-Ankabut (29:69)
Usahlah berlengah lagi untuk berhijrah, andai sudah terdetik dalam hati bahawa perlakuan kalian buat ini adalah salah dan dilaknat Allah Taala, segeralah berhijrah kerana teramat khuatir andai hanya kali ini sahaja peringatan Allah Taala datang untuk menegur kita dan kita pula tidak mengendahkannya, kita akan terus hanyut dengan dosa kita sampai ke akhir hayat kita.

Perlakuan matlamat menghalalkan cara mengelabui mata.
Perintah itu wajib.


Berjihadlah dalam mencari cinta yang suci iaitu cinta selepas pernikahan. Mengapa mencari kaca andai telah dijanjikan permata, dan mengapa mencari api yang membakar kalau sudah dijanjikan salju dingin. Bersabarlah untuk sesuatu yang lebih manis pada masa akan datang.
Jika kita mencari redha Allah dengan kemarahan manusia, nescaya dicukupkan Allah dengan keredhaannya , jika kita mencari kemarahan Allah dengan keredhaan manusia nescaya Allah Taala serahkan kita kepada manusia.
Mua’dz ra berdoa sebelum kematiaannya: aku mencintai hidup hanya untuk tiga perkara iaitu untuk berpuasa di siang hari, untuk qiammullail di malam hari dan untuk berkumpul dengan para ulama’
Carilah kesibukan di antara terlopong masa dengan pekerjaan, dari sesenang pekerjaan yang dikira ibadat yang boleh menghasilkan pahala.
ameen

Wednesday, March 03, 2010

3 MAC 1924 : SEJARAH HITAM UMAT ISLAM

3 MAC 1924, tahukah anda apakah peristiwa penting yg berlaku pada tarikh keramat ini? Ianya merupakan titik hitam di dalam sejarah umat Islam yang tidak harus dilupakan oleh kaum Muslimin. Pada tarikh inilah umat Islam secara rasmi telah kehilangan perisai dan tonggak tempat mereka berlindung - Khilafah Islamiyyah. Khalifah yang terakhir, Sultan Abdul Majid telah diusir meninggalkan pusat pentadbiran Daulah Khilafah di Turki pada subuh hari tersebut hasil daripada persidangan Majlis Nasional yang diketuai oleh La’natullah Mustafa Kamal melalui konspirasi jahat kafir Barat. Konspirasi ini dapat dilihat dengan jelas daripada ungkapan Menteri Luar Inggeris, Lord Curzon berikutan runtuhnya Daulah Khilafah; “Persoalan utamanya adalah bahawa Turki telah dihancurkan dan tidak akan bangkit lagi, kerana kita telah menghancurkan kekuatan spiritual mereka, iaitu Khilafah dan Islam” .


Pada hakikatnya, keruntuhan Daulah Khilafah bukanlah sesuatu yang berlaku secara kebetulan. Pertentangan antara dua peradaban ini (Islam dan Kufur) telahpun berlaku sejak awal Rasulullah diangkat sebagai Rasul lagi. Daulah Khilafah yang dirobohkan ini merupakan kesinambungan Negara Islam yang didirikan oleh Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam di Madinah selepas berlakunya peristiwa Hijrah. Khalifah Abu Bakar As Siddiq merupakan orang pertama yang memulakan diari Negara Khilafah diikuti oleh Khalifah ‘Umar Al Khattab, Khalifah Osman bin ‘Affan dan Khalifah Ali bin Abu Talib di mana zaman pemerintahan mereka dikenali juga sebagai era Khilafah Rasyidah. Selepas itu kekhilafah diteruskan oleh Bani Umaiyyah diikuti kekhilafahan Bani Abbasiyah dan terakhir, kekhilafahan Bani Uthmaniyyah yang semuanya berlarutan lebih 1300 tahun. Benarlah sabda Nabi Sallallahu ‘alaihi wa Sallam sepertimana yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Hazim yang berkata:


“Aku telah mengikuti majlis Abu Hurairah selama lima tahun dan pernah aku mendengarnya menyampaikan hadits dari Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam yang bersabda:


“Dahulu Bani Israil dipimpin dan dipelihara urusannya oleh para nabi. Setiap kali seseorang nabi wafat, digantikan oleh nabi yang lain. Sesungguhnya tidak akan ada nabi sesudahku. (Tetapi) nanti akan ada banyak khalifah.’ Para sahabat bertanya: ‘Apakah yang engkau perintahkan kepada kami?’ Baginda menjawab: ‘Penuhilah bai’at yang pertama dan yang pertama itu sahaja. Berikanlah kepada mereka hak mereka, kerana Allah nanti akan menuntut pertanggungjawaban dari mereka tentang rakyat yang dibebankan urusannya kepada mereka”


Sepanjang tempoh tersebut Islam telah menjangkau dan meliputi 2/3 dunia (lihat rajah kawasan umat Islam pada abad ke 15) dari Timur ke Barat. Sehingga itu juga banyak kejayaan yang telah dicapai dan rahmat melimpah ke atas umat manusia sepertimana Firman Allah:



”Dan tidak kami utuskan engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi sekelian alam”
[TMQ al-Anbiya’ 21:107]



Malapetaka ketiadaan Khilafah


Kehinaan yang menimpa umat Islam secara bertali arus sehingga ke hari ini adalah merupakan kesan dari tiadanya kekuatan politik di dalam tubuh umat Islam – tiadanya sebuah kepimpinan umum umat Islam (Al-Khilafah) yang menerapkan hukum-hukum Islam di dalam Negara Islam dan menyebarkan Islam ke luar Negara melalui dakwah dan jihad. Malapetaka yang terus menerus menimpa kaum Muslimin merupakan rentetan dari tiadanya perlaksanaan ke atas perintah Allah secara menyeluruh. Dari firman Allah di atas, adalah merupakan suatu kepastian bahawa dengan terlaksananya hukum-hukum syara’ secara menyeluruh, alam ini pasti akan dipenuhi rahmat Allah.


Namun apa yang kita perhatikan hari ini adalah perintah dan larangan Allah hanya tinggal sebagai tulisan-tulisan di dalam kitab sebagai rujukan akademik dan bukannya sesuatu yang diterapkan sebagai penyelesaian bagi masalah umat manusia. Rentetan dari itu, masalah gejala sosial, murtad, seks bebas, Aids, dadah dan sebagainya kini menjadi lumrah dan keluhan di bibir umat. Hakikatnya, penyelesaian bagi semua masalah-masalah ini telahpun dijelaskan oleh Allah dan RasulNya dengan penyelesaian yang hakiki. Apa yang perlu dilakukan adalah menerapkannya secara menyeluruh.



Salah satu malapetaka yang cukup menyedihkan yang menimpa umat Islam akibat dari kelalaian umat dalam menerapkan hukum Allah secara menyeluruh adalah dari segi ekonomi. Lihat sahajalah di negeri-negeri umat Islam, hasil bumi mereka seperti petroleum, emas dan perak yang sepatutnya menjadi milik umat telah dimonopoli oleh kapitalis Barat dan juga menjadi milik peribadi penguasa mereka. Akibatnya, umat Islam hidup dengan penuh kemiskinan dan menagih simpati di bumi sendiri. Di Iraq, sebagai contoh, akibat dari ketamakan Barat, 120,000 orang terbunuh di sepanjang 2003-2005, 5 juta kehilangan nyawa akibat embargo, 5000 kanak-kanak meninggal setiap bulan dan 100,000 meninggal akibat radiasi nuklear [Perang Iraq-AS, COMES: 2003]. Dominasi ideologi kapitalis yang kufur pada hari bukan sahaja membawa pelbagai kesengsaraan kepada umat Islam, malah kepada lebih 60% umat manusia di dunia. Kemiskinan, kehinaan dan kesengsaraan termanifestasi di seluruh dunia. Di dalam dunia yang serba canggih ini, masih terdapat 1.214 billion orang miskin, 78% kanak-kanak kekurangan zat, 11 ribu kanak-kanak mati kelaparan setiap hari dan lebih dari 800 juta orang kelaparan di seluruh dunia di mana 70% di antara mereka adalah wanita dan anak-anak. [Shukor Rahman, World Food Program, New Staits of Malaysia Times, 2001]. Semua ini berlaku dalam keadaan 20% dari penduduk dunia menerima lebih dari 60% dari kekayaannya!!! [100 ways of seeing an unequal world – Bob Sutcliffe]. Di Malaysia sendiri, individu terkaya di negara ini memiliki harta melebihi RM 11 bilion sedangkan pendapatan per kapita rakyatnya hanya sekitar RM 1700; malah masih ramai lagi rakyat termiskin yang tidak dapat menampung perbelanjaan keluarga mereka. Dengan kenaikan harga petrol sebanyak 30 sen baru-baru ini, sudah pasti bebanan rakyat akan bertambah dan bagi yang sudahpun berada di dalam keadaan yang sempit, mereka ini bagaikan sudah jatuh ditimpa tangga...


Soalan yang pasti akan bermain di minda adalah kemanakah perginya segala kekayaan hasil bumi anugerah Allah yang menjadi milik umat Islam keseluruhannya? Kemanakah perginya kekayaan dari petroleum, gas, hasil balak dan lain-lain sumber asli yang begitu banyak dikurniakan Allah kepada kaum Muslimin?? Dalam dunia kapitalis hari ini, kekayaan yang sewajarnya menjadi milik umat, kini diraut oleh para kapitalis yang tidak pernah kenyang dari ketamakan mereka. Akibatnya merintihlah umat untuk mendapatkan bantuan perubatan, pendidikan dan keperluan asas kehidupannya kerana negara telah melepaskan tanggungjawab utamanya – menjaga urusan umat.


Dalam aspek pendidikan pula, cengkaman ideologi kapitalisme yang berasaskan aqidah sekular secara langsung memainkan peranan besar dalam perkembangan kurikulum di semua negeri umat Islam. Barat mengetahui bahawa dengan mengawal pemikiran umat melalui pengaruh yang mendasar ke atas kurikulum pendidikan, arah tuju umat dapat dialihkan kepada apa yang mereka inginkan. Realiti, dan bukan wahyu dijadikan sebagai sumber pemikiran. Akibatnya, realitilah yang menentukan jalan pemikiran dan bukannya berfungsi sebagai objek pemikiran. Akhirnya, akan lahirlah manusia yang pragmatik dan liberal – manusia yang langsung tidak merasa perlu untuk kembali kepada perintah Allah dalam menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Hari ini, dengan dominasi sistem pendidikan Barat, pengajian ilmu dan tsaqafah Islam menjadi sekadar proses pemindahan ilmu untuk ’dipelajari’ bukan untuk diterapkan dan diamalkan. Akhirnya agama diambil hanya dalam konteks hubungan makhluk dengan Tuhannya sahaja (’ibadah khusus), tidak lebih dari itu. Akibatnya lahirlah masyarakat sekular yang memegang aqidah Islam namun tidak mengambil Islam sebagai penyelesai bagi masalah-masalah kehidupan mereka. Mereka hidup semata-mata ingin meraih dunia tanpa komitmen yang kuat terhadap Islam. Mereka merasa cukup selesa meletakkan Islam hanya sebagai isu peribadi tanpa kesedaran bahawa mereka sebenarnya bertanggungjawab menerapkannya.


Malapetaka yang menimpa kaum Muslimin akibat dari tiadanya Islam dalam kehidupan juga dapat dilihat dalam aspek politik. Satu persatu negeri umat Islam dijajah secara ketenteraan; Iraq, Palestin dan Afghanistan merupakan contoh yang amat jelas. Manakala di negeri kafir umat Islam turut dibunuh dan dihina seperti di Thailand, Filiphina, Rusia serta Perancis. Di negeri-negeri lain, penguasa umat Islam tidak dapat memboloskan diri dari cengkaman negara ’super power’ AS seolah-olah akan berlaku bencana yang amat besar sekiranya telunjuknya tidak dipatuhi. Dalam keadaan ini, kaum kafir begitu bermaharajalela sehinggakan penghinaan ke atas Rasulullah melalui karikaturnya terus dipandang sepi oleh penguasa-penguasa umat Islam. Mereka (penguasa muslim) ini nampaknya sehingga hari ini tidak pernah mengambil pendirian yang tegas dalam menyelesaikan masalah tersebut. Dengan nada penuh kehinaan mereka hanya mampu menyeru kepada penyelesaian melalui dialog dan kompromi dengan kuffar, suatu yang mereka, kaum kafir, sambut dengan tangan terbuka. Dan pada waktu yang sama penguasa-penguasa ini menekan kebangkitan umat yang mahukan penyelesaian yang lebih tegas. Di manakah pendirian kita sebagai umat yang mulia?


Gambaran pemikiran umat Islam hari ini


Terdapat berbagai kelompok yang menyedari kegawatan permasalahan umat Islam kini. Namun usaha mereka masih belum dapat menyelesaikan masalah utama umat Islam malah menimbulkan banyak lagi masalah lain. Ini berlaku akibat dari kekeliruan mereka dalam menangani masalah tersebut. Kelompok yang ikhlas ini terlalu menumpukan tenaga mereka dalam menyelesaikan masalah cabang, namun, terlepas pandang masalah yang lebih mendasar. Contohnya, penyelesaian masalah murtad yang hangat suatu ketika dahulu. Dalam mempertahankan kedudukan mahkamah syariah mereka juga bertekad untuk mengekalkan perkara 121 Perlembagaan Persekutuan yang kononnya melindungi umat Islam padahal permasalahan yang lebih mendasar adalah kedudukan perlembagaan itu sendiri. Perlembagaan ini, pada hakikatnya tidak didasarkan kepada aqidah Islam dan merupakan ciptaan manusia sedangkan hak untuk membuat hukum itu hanya terletak di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh itu, isu yang menjadi dasar permasalahan yang sepatutnya diperhatikan adalah mengembalikan hukum Allah dalam aspek perundangan dan kenegaraan secara menyeluruh, bukannya berpuas hati dengan penyelesaian secara separuh-separuh.


Selain itu, natijah daripada diterapkannya sistem pendidikan sekular telah menimbulkan berbagai pemikiran yang rosak di dalam umat. Akibat dari acuan kekufuran yang telah ditanam di dalam pemikiran umat oleh sistem ini, mereka memandang nasionalisme, patriotisme dan demokrasi kapitalisme sebagai pemikiran yang benar dan mendarah daging di dalam tubuh mereka sehingga tidak kelihatan lagi pemikiran lain di dalamnya, apatah lagi pemikiran Islam. Malah ada yang menganggap bahawa kembali kepada Islam itu hanya memberi makna kembali ke zaman silam yang mundur. Tidak kurang juga yang melihat Islam sebagai pemikiran yang tidak lengkap dan uzur sehingga ia perlu diselaraskan, atau diubah, sekiranya perlu, agar selaras dengan perkembangan geo-politik dan sosio-ekonomi dunia. Inilah realiti pemikiran kaum Muslimin hari ini akibat dari penerapan ideologi kufur di tengah-tengah umat.


Kewajiban mendirikan Khilafah


Pada saat ini umat Islam adalah bagaikan anak ayam yang kehilangan ibunya; kehinaan menimpa mereka di mana-mana. Mereka berusaha mencari kemuliaan dengan berbagai-bagai cara namun masih belum lagi menemuinya. Hakikatnya, inilah permasalahan ’hidup dan mati’ yang dihadapi oleh umat hari ini. Satu-satunya penyelesaian yang tuntas adalah dengan menegakkan semula Khilafah. Benar, menegakkan Khilafah bukanlah semudah mengatakannnya. Untuk meraih kejayaan ini, umat haruslah bersungguh-sungguh berusaha untuk mencapainya melalui pengkajian, pembinaan dan perjuangan yang tidak kenal lelah. Usaha keras untuk mengembalikan Islam sebagai ideologi yang mendominasi dunia ini bukan sahaja merupakan satu-satunya jalan yang harus ditempuh oleh kaum Muslimin, malah, ia merupakan kewajiban setiap muslim untuk melakukannya.


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;


“Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul dan pemimpin daripada kamu...”
[TMQ an-Nisa’ 4:59]


Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda yang bermaksud;

”Siapa saja yang mati tanpa tanpa ada baiat (kepada imam/khalifah) di pundaknya, maka matinya adalah mati jahiliah” [HR Muslim].


Kedua-dua nas di atas menyatakan kewajiban setiap individu muslim untuk melantik (bai’at) pemimpin (Khalifah) yang akan menjaga urusan mereka. Namun kewajiban bai’at tersebut tidak akan terlaksana jika tidak ada orang yang hendak dibai’at. Oleh itu usaha untuk melantik atau mendirikan Khilafah itu sendiri menjadi pokok persoalan utama bagi memastikan tertegaknya Islam.

.
Realiti musibah demi musibah yang menimpa umat pada hari ini juga menunjukkan bahawa tidak ada cara lain yang lebih utama untuk mengembalikan kemuliaan umat yang terbaik ini selain dengan mendirikan semula Khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah.


Sesungguhnya janji Allah dan Rasul dalam perkara ini adalah jelas sebagaimana yang dinyatakan di dalam hadis di bawah;


”Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Masa kenabian itu ada di tengah-tengah kalian, adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya adalah masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya masa kerajaan yang menggigit (Mulkan ’Adhan), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Setelah itu, masa kerajaan yang menyombong (Mulkan Jabariyyan), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya adalah masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah). Kemudian beliau (Nabi) diam.”
[HR Ahmad dan Baihaqi dari Nuâman bin Basyir dari Hudzaifah]


Jalan untuk mendirikan semula Khilafah


Khilafah adalah bentuk sistem pemerintahan Islam seperti yang diamal dan dijalankan oleh Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam. Mendirikan Khilafah bukanlah usaha yang berbentuk individu, namun, ia merupakan usaha yang berbentuk jamaah. Bagi memastikan bahawa jamaah ini bergerak di atas jalan yang benar, ia haruslah memiliki fikrah (pemikiran) dan tariqah (jalan/kaedah) yang jelas dan benar. Dan kebenaran hanya dapat diperoleh dari nas yang kuat. Dengan kejelasan dan kebenaran fikrah dan tariqah ini, jamaah tersebut akan dapat bergerak memimpin umat menegakkan semula Khilafah. Pada masa yang sama, setiap individu muslim haruslah berusaha bersungguh-sungguh, bersama dengan jamaah ini ke arah mengembalikan kehidupan Islam. Ini sesuai dengan kaedah syara’ yang berbunyi;


”Tidak sempurna sesuatu kewajiban melainkan dengannya maka ia menjadi wajib”


Menerapkan Islam secara menyeluruh merupakan suatu kewajiban. Ini tidak akan dapat dijalankan sepenuhnya tanpa kekuasaan dan Khilafah Islam merupakan satu-satunya bentuk kekuasaan yang sah di sisi syara’. Kini Khilafah tidak wujud. Mewujudkan Khilafah menjadi suatu kewajiban dan tanpa jamaah, kewajiban ini tidak akan dapat dijalankan. Dan selagi jamaah ini masih belum berjaya menegakkan Khilafah, maka di atas setiap pundak kaum Muslimin ada kewajiban untuk bersama-sama jamaah ini menegakkan Islam.


Jamaah ini haruslah berjuang dan beraktiviti sebagai sebuah parti politik, kerana aktiviti mendirikan negara, menguruskan negara dan menjaga urusan umat Islam adalah merupakan aktiviti politik. Syariat Islam tidak pula menetapkan bilangan jamaah yang harus ada bagi menjalankan aktiviti ini. Yang ditetapkan Islam adalah kewajiban mewujudkan jamaah untuk menyeru kepada Islam dan melakukan aktiviti amar ma’ruf dan nahi mungkar. Allah berfirman di dalam surah Al Imran ayat 104.



“Dan hendaklah ada daripada kamu satu umat (jamaah); mereka menyeru kepada kebaikan mengajak kepada yang ma’ruf dan mencegah perkara munkar dan mereka adalah orang-orang yang berjaya”


Wahai kaum muslimin,


Semenjak kejatuhan Daulah Khilafah pada 3hb Mac 1924, umat terus ditimpa musibah yang tidak putus-putus. Umat, meskipun berada dalam keadaan yang tertekan, terus berpecah-belah dan saling bertelagah. Namun keadaannya berbeza dengan kaum kuffar. Mereka bersatu mempertahankan Denmark ketika negara tersebut diancam dengan pemulauan. Kata-kata Presiden EU baru-baru ini mempertahankan pendirian Denmark untuk tidak meminta maaf kepada kaum Muslimin menghidupkan semula memori Perang Salib. Apakah peristiwa penghinaan ke atas Rasul, kezaliman Yahudi dan pencerobohan mereka ke atas Qiblah-al-awwal, penghinaan ke atas Al-Quran, penyiksaan ke atas tahanan Islam di Teluk Guantanamo dan Penjara Abu Ghareeb serta banyak lagi penyeksaan ke atas kaum Muslimin masih belum cukup bagi kita untuk menyadari bahawa tiada penyelesaian lain bagi kaum Muslimin kecuali dengan menegakkan Negara Islam Khilafah? Semoga Allah menanamkan kesedaran ini kepada kaum Muslimin dan mempercepatkan berdirinya Daulah Khilafah. Marilah kita sama-sama berdoa agar 3hb Mac tahun ini merupakan hari peringatan terakhir bagi kaum Muslimin sebelum kemenangan gilang-gemilang dikurniakan Allah kepada umat yang mulia ini!. Amin.

~Taujihad Srikandi~

Wahai Srikandi :-

" takhallikan dirimu dari terjerumus ke lembah noda serta sikap bermain-main dengan perjuangan.. tahallikan dirimu dengan sifat sebenar seorang wanita yang hidup dengan perjuangan, pengorbanan serta jihad dan kefahaman juga dambaan syahid "